Rabu, 24 Oktober 2012

Kenangan

Tiba-tiba teringat malam itu ... seperti biasa, aku menunggumu di sini. Tempat yang sama.
Kamu datang dengan wajahmu yang meneduhkanku, menjemputku agar kamu memastikan aku sampai ke rumah nenek dengan selamat.

Malam itu, di kampungku sedang terjadi banjir di beberapa titik yang harus kita lewati. Dengan penuh rasa tidak enak, kamu meminta maaf karena telah membiarkanku merasakan ikut menuntun motormu yang tak bisa dinyalakan dengan kondisi banjir tersebut. Aku bilang, tak mengapa. Aku sudah cukup senang dengan kehadirnmu di sini, malam yang dingin ini menemaniku pulang ke rumah nenekku.

Setelah melewati titik banjir itu, kamu menyalakan motormu kembali. Kita bersama melewati luasnya pematang sawah dan rumah-rumah. Kamu mengatakan, sayang padaku. Tak berhenti kamu katakan itu. Sepanjang jalan, kita bercerita tentang mimpi kita. Mimpi untuk selalu bersama. Kamu tarik tanganku. Kamu kecup kemudian. 

Setelah agak mendekat dari nenekku, aku katakan padamu. Sampai di sini saja. Aku hanya perlu berjalan lima menit saja. Aku hanya tak ingin ada omongan tidak sedap mengenaiku. Akhirnya, kuturunkan tasku yang berada di depan motor. Kamu bersikeras ingin mengantarku sampai depan rumah. Aku jawab jangan. 
Sekilas kulihat matamu. Ahh, mata itu. Betapa meneduhkanku.

Senin, 08 Oktober 2012

Makalah Kajian Puisi ; Raja Ali Haji, Biografi dan Pemikirannya.


RAJA ALI HAJI BIOGRAFI DAN PEMIKIRANNYA

A.      Biografi
Pujangga termahsyur dari Pusat Kebudayaan Melayu Riau-Johor. Ia dianggap pembaharu gaya penulisan Melayu pada pertengahan abad ke-19. Sejak remaja, putra raja Bugis terkenal (Raja Haji) ini sering mengikuti ayahnya merantau ke Batavia (sekarang Jakarta) dan kemudian menunaikan ibadah haji. Pendidikan agama diperolehnya di Pulau Penyengat dan Mekkah. Pada masa itu, ia berhasil mengembangkan Riau menjadi Pusat Kebudayaan Melayu yang besar. Ia juga pernah menjadi guru raja Muda Riau dan Penasihat Kerajaan. Berbagai karyanya antara lain: Gurindam dua belas (1846), Kitab Pengetahuan Bahasa (1854), Syair Nikah, dan Syair Gemala Mustika.[1]
Banyak orang yang sudah mendengar nama Ali Haji ketika masih berada sekolah menengah. Tokoh ini ternyata tidak hanya mengarang Gurindam XII sebagaimana banyak yang hinggap di benak orang, tetapi juga mengarang 12 buku lainnya. Di antara buku tersebut adalah Tuhfat al-Nafis (sejarah), Bustan al-Katibin, Pengetahuan Bahasa (tata bahasa), Mukaddimah fi Intizam (hukum dan politik), serta jumlah syair seperti Syair Siti Shianah, Syair Suluh Pegawai, Syair Hukum Nikah, dan Syair Sultan Abdul Muluk.[2]
Lahir di Pulau Penyengat, 1809 (ada yang menyebut 1808), Raja Ali Haji tumbuh dari dan dalam keluarga terpandang. Dia mewarisi darah kebangsawanan Melayu dari kakeknya, Yang Dipertuan Muda IV Kesultanan Melayu Johor-Riau-Lingga-Pahang Raja Haji Asy-Syahid Fi Sabilillah. Yang Dipertuan Muda (Yamtuan) adalah jabatan semacam perdana menteri, yang dalam banyak hal lebih memainkan peran tinimbang sultan Melayu. Sang kakek mendapat gelar Asy-Syahid Fi Sabilillah, sebab dia gugur dalam pertempuran melawan Belanda di tahun 1784, dimana dia bertindak sebagai panglima perang.
Tetapi tampaknya Raja Ali Haji lebih mewarisi darah ayahnya sebagai seorang ilmuwan. Ayahnya, Raja Ahmad bin Raja Haji Fi Sabilillah, adalah seorang ilmuwan yang menulis sedikitnya 4 judul buku (satu di antaranya bersama Raja Ali Haji). Sebagai seorang ilmuwan, Raja Ahmad dipercaya menjadi penasihat kerajaan, khususnya pada masa pemerintahan kakak kandungnya, Yang Dipertuan Muda Riau VI Raja Ja’far bin Raja Haji Fi Sabilillah. Adapun ibu Raja Ali Haji, ialah Hamidah binti Panglima Malik, puteri dari Selangor.

Makalah Hakikat Pembelajaran Remedial


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam keseluran proses pengajaran pada hakikatnya guru memiliki tanggung jawab peran yang luas sebagai tenaga pengajar, fasilitator, evaluator dan konselor. Lewat tugas sebagai pengelola kegiatan belajar- mengajar, maka guru bertaggung jawab membantu dan membimbing siswa untuk mencapai tujuan pengajaran dan tingkat perkembangan secara optimal. Oleh sebab itu guru diharapkan mampu menciptakan situasi kegiatan proses pengajaran secara efektif, efisien dan relevan. Dengan demikian dapat diharapkan akan mencapai hasil belajar yang optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut maka setiap kesulitan yang timbul dalam belajar sejogyanya dengan segera wajib diidentifikasi dan harus segera dilakukan perbaikan. Hal ini berarti bahwa setiap guru dituntut kemampuanya untuk memahami dan menguasai kemampuan dalam melaksanakan pengajaran remedial dan program pengayaan.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa hakikat dari pengajaran remedial?
2.      Apa tujuan dari pengajaran remedial?
3.      Apa fungsi dari pengajaran remedial?
C.     Tujuan
1.      Menjelaskan hakikat dari pengajaran remedial.
2.      Menjelaskan tujuan dari pengajaran remedial.
3.      Menjelaskan fungsi dari pengajaran remedial.


Minggu, 07 Oktober 2012

Makalah Aplikasi membaca SQ3R


  1. Aplikasi membaca SQ3R
Berikut adalah bebrapa langkah aplikasi dalam membaca SQ3R, yaitu:
Langkah 1 : Apersepsi
Seperti biasa pada langkah awal, anda hendaknya menciptakan suatu kondisi agar anak didik dalam keadaan siap belajar. Karena kegiatan belajar yang akan dilaksanakan sekarang ini berkenaan dengan bagaimana cara membaca dan mempelajari buku, bentuk-bentuk apersepsi hendaknya diarahkan pada hal-hal yang berkenaan dengan itu. Pertanyaan-pertanyaan tentang kunjungan siswa ke toko buku atau ke perpustakaan, buku-buku menarik yang pernah dibaca, kesulitan-kesulitan  yang pernah mereka alami, dan sebagainya, merupakan topik-topik pertanyaan yang baik untuk membuka kontak komunikasi dengan para siswa.
Langkah 2 : Melakukan Survei Buku
Langkah ini dimaksudkan untuk menunjukan para siswa tentang kelengkapan sebuah buku serta fungsi dari setiap kelengkapan dimaksud. Yang termasuk ke dalam kelengkapan  buku itu, misalnya halaman judul, kata pengantar daftar isi, glosarium (daftar istilah), indeks, apendiks dan riwayat hidup penulis. Kelengkapan buku merupakan bagian-bagian penting untuk melakukan penjajakan terhadap buku yang bersangkutan. Dengan melihat bagian-bagian penting tersebut, pembaca dapat menentukan sikap untuk melakukan tindakan selanjutnya : “teruskan” atau “stop”. Selain itu, bagian-bagian lain yang dianggap penting untuk dijajaki adalah judul-judul bab dan sub-subbab, gambar-gambar , grafik-grafik, dan peta-peta.
Demikian selanjutnya, guru dan siswa dapat memperbincangkan kelengkapan-kelengkapan buku tersebut berikut  fungsi dan kegunaannya untuk pembaca. Dengan cara ini, diharapkan anak-anak akan dapat menentukan sikap dan keputusannya sendiri manakala dihadapkan pada tugas-tugas membaca mandiri atau mungkin kegiatan membaca individual untuk kepentingan dan kebutuhannya sendiri.


Langkah 3 : Latihan Membuat Pertanyaan
Setelah latihan menjajaki sebuah bacaan dilakukan, selanjutnya adalah latihan membuat pertanyaan berdasarkan masukan atau informasi yang diperoleh dari hasil penjajakan. Pertanyaaan ini mungkin dapat berfungsi sebagai pemandu di dalam kegiatan membaca sesungguhnya nanti.
           
Demikian, guru membimbing siswa untuk membuat pertanyaan sebelum kegiatan membaca dilakukan. Ada baiknya jika beberapa orang siswa diminta untuk menuliskan pertanyaan –pertanyaan yang dibuatnya di papan tulis.
Langkah 4 : Membaca
Langkah selanjutnya adalah kegiatan membaca mandiri. Setiap anak diminta untuk membaca uraian bab tersebut. Kegiatan membaca mula-mula dilakukan secara bertahap di bawah bimbingan dan instruksi guru.
Langkah 5 : Mencatat Jawaban Pertanyaan
Setelah kegiatan membaca dianggap tuntas, selanjutnya diikuti oleh kegiatan penceritaan ulang hasil baca. Sebgai hasil tolak ukur, para siswa dapat memanfaatkan pertanyaan-pertanyaan yang dibuatnya sebagi pemandu penceritaan hasil baca. Sebenarnya, penceritaan hasil baca tidak terbatas pada apa-apa yang pertanyakan. Ada kemungkinan pembaca menemukan informasi penting lain yang luput dari pertanyaannya. Oleh karena itu, pembuatan ikhtisar hasil baca merupakan sesuatu yang penting untuk menindaklanjuti kegiatan baca ini. Hal yang harus diingatkan kepada siswa adalah bahwa penceritaan ulang hasil baca hendaknya menggunakan kata-kata sendiri. Siswa tidak perlu menghafal bacaan, tetapi memahami bacaan. Bahasa buku mencerminkan pengertian dan pemahaman pengarangnya, bukan pengertian dan pemahaman pembacanya.
Setelah penulisan ulang hasil baca yang dipandu oleh pertanyaan-pertanyaan yang siswa buat sendiri, guru dapat menilai seberapa jauh kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan dan mereproduksi kembali hasil bacanya tersebut. Jika guru mendapati murid-muridnya menunjukkkan kekurangmampuan, baik dalam memahami maupun mereproduksi kembali hasil bacaan yang dibacanya, kegiatan baca ulang dapat dilakukan. Secara bersama-sama siswa diminta membaca ulang uraian bab tertentu sampai dia berhasil menemukan jawaban yang dicarinya melalui bacaan. Ada kemungkinan pertanyaan-pertanyaan yang dibuat anak tersebut memang tidak terdapat jawabannya dalam uraian buku itu. Kepada siswa dapat dijelaskan bahwa informasi tersebut dapat mereka peroleh dari bacaan yang sejenis. Oleh karena itu, mereka diminta untuk membaca sebanyak-banyaknya berbagai buku, berbagai bacaan dari berbagai displin ilmu untuk menambah pengetahuan dan wawasan mereka.
Jika siswa sudah merasa yakin bahwa dirinya dapat memahami buku yang dibacanya, kegiatan dapat dilanjutkan dengan pembahasan jawaban untuk deretan pertanyaan yag terpampangdi papan tulis. Secara sukarela dan bergiliran, siswa dapat memilih pertanyaan yang terdapat yang terdapat pada papan tulis tersebut dan kemudian memberikan  jawabannya. Demikianlah kegiatan ini dilakukan sampai seluruh pertanyaan dapat dibicarakan secara tuntas.
Langkah 6: Meninjau Ulang Kegiatan dan Hasil Baca
Sebelum menutup pelajaran, guru dan siswa secara bersama-sama memeriksa ulang bagian-bagian itu, mulai dari halaman judul hingga akhir halaman buku. Bagian-bagian yang diperiksa itu hanyalah bagian-bagian penting yang dianggap dapat menyegarkan kembali ingatan dan pemahaman terhadap hasil baca kita.
Ada baiknya jika kegiatan ini diikuti dengan pembuatan bagan/skema tentang organisasi pikiran anak-anak didik kita mengenai buku tersebut yang muncul setelah mereka membaca buku itu, yang mungkin berbeda  dengan organisasi penulisan buku aslinya. Jika memungkingkan mintalah beberapa siswa menceritakan kembali skema/bagan yang ditulisnya itu di depan kelas.[1]
No. Kegiatan Langkah

No
Kegiatan
Langkah
1
Awal
Bertanya kepada siswa mengenai : artikel-artikel menarik yang pernah dibaca, hambatan dalam memahami artikel, dan kebingungan dalam menentukan perlu atau tidaknya artikel tersebut dibaca.
2
Inti
a.       Melakukan survey artikel.
b.      Latihan membuat pertanyaan(question).
c.       Membaca terbimbing (read).
d.      Menjawab jawaban pertanyaan (recite).
e.       Meninjau ulang hasil dari kegiatan membaca(review).
3
Penutup
a.       Memberikan kesempatan bertanya kepada siswa.
b.      Menyimpulkan pembelajaran yang telah terjadi.
c.       Memberikan nasihat agar banyak membaca.

Skenario pembelajarannya yaitu:

Kegiatan awal,
meliputi: (a) sebelum proses pembelajaran berlangsung, guru melakukan apersepsi awal untuk mengantarkan siswa pada materi yang akan dipelajari yaitu tentang kegiatanmembaca dengan memberikan contoh di sekitar anak, (b) siswa mengerjakan angket minat membaca untuk mengetahui gambaran awal sikap siswa terhadap kegiatan membaca, (c) guru menyampaikan secara sekilas tujuan yang hendak dicapai dari pembelajaran ini.

Kegiatan inti,
meliputi: (a)guru membagikan artikel dari suatu surat kabar atau majalah kepada siswa, (b) siswa membaca secara cepat untuk mengetahui gambaran isi artikel secara umum (survey, (c)siswa mengerjakan soal untuk mengetahui tingkat pengetahuan dari hasil mensurvei artikel (survey), (d) Siswa membuat atau mengembangkan pertanyaan yang telah ada sebagai pemandu pada saat membaca artikel(question), (e) siswa membaca artikel tersebut dengan teliti ( read ), (f) siswa mengendapkan apa yang telah dibaca dengan menjawab kembali pertanyaan yang telah dibuat ( recite), (g) siswa melihat ulang bagian yang belum dipahami untuk membuat rangkuman (review), (h) siswa mengerjakan tes latihan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap bacaan, (i)siswa dan guru bersama-sama membahas latihan pemahaman isi yang telah dikerjakan siswa dan menyamakan persepsi.
 Kegiatan akhir, meliputi:

(a) siswa dan guru melakukan refleksi dengan mereview apa yang telah dipelajari, (b) guru memberikan penguatan tentang membaca pemahaman dengan metode SQ3R, (c) guru melakukan refleksi pada siswa bahwa membaca dengan metode SQ3R membuat siswa lebih mudah memahami bacaan, (d) guru menugasi siswa di rumah untuk melakukan latihan membaca pemahaman dengan metode SQ3R.[2]
Kesimpulan
Langkah – langkah aplikasi dalam membaca SQ3R ada 6 yaitu apersepsi, melakukan survei buku, latihan membuat pertanyaan, membaca, mencatat jawaban pertanyaan, meninjau ulang kegiatan dan hasil baca.


















DAFTAR PUSTAKA
Rudinuryanta Y, Imam Koermen, Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta : Penerbit Universitas Terbuka, 2001).
Siti Khuzaimatun. 2009. Upaya Meningkatkan Kemampuan membaca Pemahaman Dengan Metode
SQ3R Pada Siswa Kelas X.3 Sma Negeri 1 Sumberlawang.. ( Semarang : Universitas Sebelas Maret)


[1] Rudinuryanta Y, Imam Koermen, Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta : Penerbit Universitas Terbuka, 2001). Hal.11.15-11.21
[2] Siti Khuzaimatun. 2009. Upaya Meningkatkan Kemampuan membaca Pemahaman Dengan Metode
Sq3r Pada Siswa Kelas X.3 Sma Negeri 1 Sumberlawang. Hal. 32-34
Tersedia Pada
http://www.scribd.com/pungoea/d/50362875-METODE-SQ3R diunduh tanggal 26  Maret 2012 pukul 16.30 WIB