Jumat, 28 Desember 2012

"Sesungguhnya setelah kesulitan selalu ada kemudahan"

Post sebelumnya, benar-benar kelabu. Suram.
Tapi biarlah. Ini adalah bagian dari hidupku yang tak bisa dipisahkan. Biarlah~

Awal kata, kupanjatkan puji dan syukurku. Segala puji hanya bagi Engkau ya Allah.
Subhanallah ... aku yakin dan selalu yakin bahwa Engkau tak akan memberi cobaan kepada hamba-Mu kalau ia tidak kuat menghadapinya.

Posting kali ini, aku akan meluapkan rasa syukurku. Syukur atas nikmat-Mu.
Nikmat yang tiada putus. Nikmat yang selalu membanjiriku. Menyelimutiku dan menghiasiku.
Di saat jatuh dan limbung, Kau selalu rangkul aku. Kau tuntun aku.
Betapa aku merasa dikasihi oleh-Mu, Ya Robb.

Ketika kualami masa-masa itu, aku memang seolah lupa. Seperti tak menyadari. Bahwa kepergiannya ternyata tak akan berarti apa-apa jika tak ada keluarga dan sahabat di sisiku.
Aku seolah terhanyut dan terbawa suasana, sehingga akal sehat tak kupakai.
Aku merasa menjadi orang termalang di dunia. Teraniaya.

Rabu, 24 Oktober 2012

Kenangan

Tiba-tiba teringat malam itu ... seperti biasa, aku menunggumu di sini. Tempat yang sama.
Kamu datang dengan wajahmu yang meneduhkanku, menjemputku agar kamu memastikan aku sampai ke rumah nenek dengan selamat.

Malam itu, di kampungku sedang terjadi banjir di beberapa titik yang harus kita lewati. Dengan penuh rasa tidak enak, kamu meminta maaf karena telah membiarkanku merasakan ikut menuntun motormu yang tak bisa dinyalakan dengan kondisi banjir tersebut. Aku bilang, tak mengapa. Aku sudah cukup senang dengan kehadirnmu di sini, malam yang dingin ini menemaniku pulang ke rumah nenekku.

Setelah melewati titik banjir itu, kamu menyalakan motormu kembali. Kita bersama melewati luasnya pematang sawah dan rumah-rumah. Kamu mengatakan, sayang padaku. Tak berhenti kamu katakan itu. Sepanjang jalan, kita bercerita tentang mimpi kita. Mimpi untuk selalu bersama. Kamu tarik tanganku. Kamu kecup kemudian. 

Setelah agak mendekat dari nenekku, aku katakan padamu. Sampai di sini saja. Aku hanya perlu berjalan lima menit saja. Aku hanya tak ingin ada omongan tidak sedap mengenaiku. Akhirnya, kuturunkan tasku yang berada di depan motor. Kamu bersikeras ingin mengantarku sampai depan rumah. Aku jawab jangan. 
Sekilas kulihat matamu. Ahh, mata itu. Betapa meneduhkanku.

Senin, 08 Oktober 2012

Makalah Kajian Puisi ; Raja Ali Haji, Biografi dan Pemikirannya.


RAJA ALI HAJI BIOGRAFI DAN PEMIKIRANNYA

A.      Biografi
Pujangga termahsyur dari Pusat Kebudayaan Melayu Riau-Johor. Ia dianggap pembaharu gaya penulisan Melayu pada pertengahan abad ke-19. Sejak remaja, putra raja Bugis terkenal (Raja Haji) ini sering mengikuti ayahnya merantau ke Batavia (sekarang Jakarta) dan kemudian menunaikan ibadah haji. Pendidikan agama diperolehnya di Pulau Penyengat dan Mekkah. Pada masa itu, ia berhasil mengembangkan Riau menjadi Pusat Kebudayaan Melayu yang besar. Ia juga pernah menjadi guru raja Muda Riau dan Penasihat Kerajaan. Berbagai karyanya antara lain: Gurindam dua belas (1846), Kitab Pengetahuan Bahasa (1854), Syair Nikah, dan Syair Gemala Mustika.[1]
Banyak orang yang sudah mendengar nama Ali Haji ketika masih berada sekolah menengah. Tokoh ini ternyata tidak hanya mengarang Gurindam XII sebagaimana banyak yang hinggap di benak orang, tetapi juga mengarang 12 buku lainnya. Di antara buku tersebut adalah Tuhfat al-Nafis (sejarah), Bustan al-Katibin, Pengetahuan Bahasa (tata bahasa), Mukaddimah fi Intizam (hukum dan politik), serta jumlah syair seperti Syair Siti Shianah, Syair Suluh Pegawai, Syair Hukum Nikah, dan Syair Sultan Abdul Muluk.[2]
Lahir di Pulau Penyengat, 1809 (ada yang menyebut 1808), Raja Ali Haji tumbuh dari dan dalam keluarga terpandang. Dia mewarisi darah kebangsawanan Melayu dari kakeknya, Yang Dipertuan Muda IV Kesultanan Melayu Johor-Riau-Lingga-Pahang Raja Haji Asy-Syahid Fi Sabilillah. Yang Dipertuan Muda (Yamtuan) adalah jabatan semacam perdana menteri, yang dalam banyak hal lebih memainkan peran tinimbang sultan Melayu. Sang kakek mendapat gelar Asy-Syahid Fi Sabilillah, sebab dia gugur dalam pertempuran melawan Belanda di tahun 1784, dimana dia bertindak sebagai panglima perang.
Tetapi tampaknya Raja Ali Haji lebih mewarisi darah ayahnya sebagai seorang ilmuwan. Ayahnya, Raja Ahmad bin Raja Haji Fi Sabilillah, adalah seorang ilmuwan yang menulis sedikitnya 4 judul buku (satu di antaranya bersama Raja Ali Haji). Sebagai seorang ilmuwan, Raja Ahmad dipercaya menjadi penasihat kerajaan, khususnya pada masa pemerintahan kakak kandungnya, Yang Dipertuan Muda Riau VI Raja Ja’far bin Raja Haji Fi Sabilillah. Adapun ibu Raja Ali Haji, ialah Hamidah binti Panglima Malik, puteri dari Selangor.

Makalah Hakikat Pembelajaran Remedial


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam keseluran proses pengajaran pada hakikatnya guru memiliki tanggung jawab peran yang luas sebagai tenaga pengajar, fasilitator, evaluator dan konselor. Lewat tugas sebagai pengelola kegiatan belajar- mengajar, maka guru bertaggung jawab membantu dan membimbing siswa untuk mencapai tujuan pengajaran dan tingkat perkembangan secara optimal. Oleh sebab itu guru diharapkan mampu menciptakan situasi kegiatan proses pengajaran secara efektif, efisien dan relevan. Dengan demikian dapat diharapkan akan mencapai hasil belajar yang optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut maka setiap kesulitan yang timbul dalam belajar sejogyanya dengan segera wajib diidentifikasi dan harus segera dilakukan perbaikan. Hal ini berarti bahwa setiap guru dituntut kemampuanya untuk memahami dan menguasai kemampuan dalam melaksanakan pengajaran remedial dan program pengayaan.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa hakikat dari pengajaran remedial?
2.      Apa tujuan dari pengajaran remedial?
3.      Apa fungsi dari pengajaran remedial?
C.     Tujuan
1.      Menjelaskan hakikat dari pengajaran remedial.
2.      Menjelaskan tujuan dari pengajaran remedial.
3.      Menjelaskan fungsi dari pengajaran remedial.


Minggu, 07 Oktober 2012

Makalah Aplikasi membaca SQ3R


  1. Aplikasi membaca SQ3R
Berikut adalah bebrapa langkah aplikasi dalam membaca SQ3R, yaitu:
Langkah 1 : Apersepsi
Seperti biasa pada langkah awal, anda hendaknya menciptakan suatu kondisi agar anak didik dalam keadaan siap belajar. Karena kegiatan belajar yang akan dilaksanakan sekarang ini berkenaan dengan bagaimana cara membaca dan mempelajari buku, bentuk-bentuk apersepsi hendaknya diarahkan pada hal-hal yang berkenaan dengan itu. Pertanyaan-pertanyaan tentang kunjungan siswa ke toko buku atau ke perpustakaan, buku-buku menarik yang pernah dibaca, kesulitan-kesulitan  yang pernah mereka alami, dan sebagainya, merupakan topik-topik pertanyaan yang baik untuk membuka kontak komunikasi dengan para siswa.
Langkah 2 : Melakukan Survei Buku
Langkah ini dimaksudkan untuk menunjukan para siswa tentang kelengkapan sebuah buku serta fungsi dari setiap kelengkapan dimaksud. Yang termasuk ke dalam kelengkapan  buku itu, misalnya halaman judul, kata pengantar daftar isi, glosarium (daftar istilah), indeks, apendiks dan riwayat hidup penulis. Kelengkapan buku merupakan bagian-bagian penting untuk melakukan penjajakan terhadap buku yang bersangkutan. Dengan melihat bagian-bagian penting tersebut, pembaca dapat menentukan sikap untuk melakukan tindakan selanjutnya : “teruskan” atau “stop”. Selain itu, bagian-bagian lain yang dianggap penting untuk dijajaki adalah judul-judul bab dan sub-subbab, gambar-gambar , grafik-grafik, dan peta-peta.
Demikian selanjutnya, guru dan siswa dapat memperbincangkan kelengkapan-kelengkapan buku tersebut berikut  fungsi dan kegunaannya untuk pembaca. Dengan cara ini, diharapkan anak-anak akan dapat menentukan sikap dan keputusannya sendiri manakala dihadapkan pada tugas-tugas membaca mandiri atau mungkin kegiatan membaca individual untuk kepentingan dan kebutuhannya sendiri.


Langkah 3 : Latihan Membuat Pertanyaan
Setelah latihan menjajaki sebuah bacaan dilakukan, selanjutnya adalah latihan membuat pertanyaan berdasarkan masukan atau informasi yang diperoleh dari hasil penjajakan. Pertanyaaan ini mungkin dapat berfungsi sebagai pemandu di dalam kegiatan membaca sesungguhnya nanti.
           
Demikian, guru membimbing siswa untuk membuat pertanyaan sebelum kegiatan membaca dilakukan. Ada baiknya jika beberapa orang siswa diminta untuk menuliskan pertanyaan –pertanyaan yang dibuatnya di papan tulis.
Langkah 4 : Membaca
Langkah selanjutnya adalah kegiatan membaca mandiri. Setiap anak diminta untuk membaca uraian bab tersebut. Kegiatan membaca mula-mula dilakukan secara bertahap di bawah bimbingan dan instruksi guru.
Langkah 5 : Mencatat Jawaban Pertanyaan
Setelah kegiatan membaca dianggap tuntas, selanjutnya diikuti oleh kegiatan penceritaan ulang hasil baca. Sebgai hasil tolak ukur, para siswa dapat memanfaatkan pertanyaan-pertanyaan yang dibuatnya sebagi pemandu penceritaan hasil baca. Sebenarnya, penceritaan hasil baca tidak terbatas pada apa-apa yang pertanyakan. Ada kemungkinan pembaca menemukan informasi penting lain yang luput dari pertanyaannya. Oleh karena itu, pembuatan ikhtisar hasil baca merupakan sesuatu yang penting untuk menindaklanjuti kegiatan baca ini. Hal yang harus diingatkan kepada siswa adalah bahwa penceritaan ulang hasil baca hendaknya menggunakan kata-kata sendiri. Siswa tidak perlu menghafal bacaan, tetapi memahami bacaan. Bahasa buku mencerminkan pengertian dan pemahaman pengarangnya, bukan pengertian dan pemahaman pembacanya.
Setelah penulisan ulang hasil baca yang dipandu oleh pertanyaan-pertanyaan yang siswa buat sendiri, guru dapat menilai seberapa jauh kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan dan mereproduksi kembali hasil bacanya tersebut. Jika guru mendapati murid-muridnya menunjukkkan kekurangmampuan, baik dalam memahami maupun mereproduksi kembali hasil bacaan yang dibacanya, kegiatan baca ulang dapat dilakukan. Secara bersama-sama siswa diminta membaca ulang uraian bab tertentu sampai dia berhasil menemukan jawaban yang dicarinya melalui bacaan. Ada kemungkinan pertanyaan-pertanyaan yang dibuat anak tersebut memang tidak terdapat jawabannya dalam uraian buku itu. Kepada siswa dapat dijelaskan bahwa informasi tersebut dapat mereka peroleh dari bacaan yang sejenis. Oleh karena itu, mereka diminta untuk membaca sebanyak-banyaknya berbagai buku, berbagai bacaan dari berbagai displin ilmu untuk menambah pengetahuan dan wawasan mereka.
Jika siswa sudah merasa yakin bahwa dirinya dapat memahami buku yang dibacanya, kegiatan dapat dilanjutkan dengan pembahasan jawaban untuk deretan pertanyaan yag terpampangdi papan tulis. Secara sukarela dan bergiliran, siswa dapat memilih pertanyaan yang terdapat yang terdapat pada papan tulis tersebut dan kemudian memberikan  jawabannya. Demikianlah kegiatan ini dilakukan sampai seluruh pertanyaan dapat dibicarakan secara tuntas.
Langkah 6: Meninjau Ulang Kegiatan dan Hasil Baca
Sebelum menutup pelajaran, guru dan siswa secara bersama-sama memeriksa ulang bagian-bagian itu, mulai dari halaman judul hingga akhir halaman buku. Bagian-bagian yang diperiksa itu hanyalah bagian-bagian penting yang dianggap dapat menyegarkan kembali ingatan dan pemahaman terhadap hasil baca kita.
Ada baiknya jika kegiatan ini diikuti dengan pembuatan bagan/skema tentang organisasi pikiran anak-anak didik kita mengenai buku tersebut yang muncul setelah mereka membaca buku itu, yang mungkin berbeda  dengan organisasi penulisan buku aslinya. Jika memungkingkan mintalah beberapa siswa menceritakan kembali skema/bagan yang ditulisnya itu di depan kelas.[1]
No. Kegiatan Langkah

No
Kegiatan
Langkah
1
Awal
Bertanya kepada siswa mengenai : artikel-artikel menarik yang pernah dibaca, hambatan dalam memahami artikel, dan kebingungan dalam menentukan perlu atau tidaknya artikel tersebut dibaca.
2
Inti
a.       Melakukan survey artikel.
b.      Latihan membuat pertanyaan(question).
c.       Membaca terbimbing (read).
d.      Menjawab jawaban pertanyaan (recite).
e.       Meninjau ulang hasil dari kegiatan membaca(review).
3
Penutup
a.       Memberikan kesempatan bertanya kepada siswa.
b.      Menyimpulkan pembelajaran yang telah terjadi.
c.       Memberikan nasihat agar banyak membaca.

Skenario pembelajarannya yaitu:

Kegiatan awal,
meliputi: (a) sebelum proses pembelajaran berlangsung, guru melakukan apersepsi awal untuk mengantarkan siswa pada materi yang akan dipelajari yaitu tentang kegiatanmembaca dengan memberikan contoh di sekitar anak, (b) siswa mengerjakan angket minat membaca untuk mengetahui gambaran awal sikap siswa terhadap kegiatan membaca, (c) guru menyampaikan secara sekilas tujuan yang hendak dicapai dari pembelajaran ini.

Kegiatan inti,
meliputi: (a)guru membagikan artikel dari suatu surat kabar atau majalah kepada siswa, (b) siswa membaca secara cepat untuk mengetahui gambaran isi artikel secara umum (survey, (c)siswa mengerjakan soal untuk mengetahui tingkat pengetahuan dari hasil mensurvei artikel (survey), (d) Siswa membuat atau mengembangkan pertanyaan yang telah ada sebagai pemandu pada saat membaca artikel(question), (e) siswa membaca artikel tersebut dengan teliti ( read ), (f) siswa mengendapkan apa yang telah dibaca dengan menjawab kembali pertanyaan yang telah dibuat ( recite), (g) siswa melihat ulang bagian yang belum dipahami untuk membuat rangkuman (review), (h) siswa mengerjakan tes latihan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap bacaan, (i)siswa dan guru bersama-sama membahas latihan pemahaman isi yang telah dikerjakan siswa dan menyamakan persepsi.
 Kegiatan akhir, meliputi:

(a) siswa dan guru melakukan refleksi dengan mereview apa yang telah dipelajari, (b) guru memberikan penguatan tentang membaca pemahaman dengan metode SQ3R, (c) guru melakukan refleksi pada siswa bahwa membaca dengan metode SQ3R membuat siswa lebih mudah memahami bacaan, (d) guru menugasi siswa di rumah untuk melakukan latihan membaca pemahaman dengan metode SQ3R.[2]
Kesimpulan
Langkah – langkah aplikasi dalam membaca SQ3R ada 6 yaitu apersepsi, melakukan survei buku, latihan membuat pertanyaan, membaca, mencatat jawaban pertanyaan, meninjau ulang kegiatan dan hasil baca.


















DAFTAR PUSTAKA
Rudinuryanta Y, Imam Koermen, Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta : Penerbit Universitas Terbuka, 2001).
Siti Khuzaimatun. 2009. Upaya Meningkatkan Kemampuan membaca Pemahaman Dengan Metode
SQ3R Pada Siswa Kelas X.3 Sma Negeri 1 Sumberlawang.. ( Semarang : Universitas Sebelas Maret)


[1] Rudinuryanta Y, Imam Koermen, Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta : Penerbit Universitas Terbuka, 2001). Hal.11.15-11.21
[2] Siti Khuzaimatun. 2009. Upaya Meningkatkan Kemampuan membaca Pemahaman Dengan Metode
Sq3r Pada Siswa Kelas X.3 Sma Negeri 1 Sumberlawang. Hal. 32-34
Tersedia Pada
http://www.scribd.com/pungoea/d/50362875-METODE-SQ3R diunduh tanggal 26  Maret 2012 pukul 16.30 WIB



Minggu, 13 Mei 2012

Quiz Hunter ... berminat?

Alhamdulillah segala puji bagi Allah, karena di postingan kali ini mau ngereview hadiah lagi ^^
tapi bukan bermaksud sombong atau tinggi hati, semoga bisa jadi inspirasi atau seenggaknya pengingat saya untuk selalu bersyukur ^^

berikut list hadiah yg sudah saya dapat (tapi sebelumnya ada juga postingan yg Gift List ^^)
tgl 21 Maret = hadiah tiket seminar Pak Jamilazzaini senilai 500 ribu dari @MotivaTweet
tgl 25 Maret = hadiah  pulsa sebesar 10 ribu dari lomba blog dari @PojokTweet
tgl 26 Maret = hadiah tas gaya cantik dari @joybutik1
tgl 26 Maret = hadiah setrika philip dari lomba survey toko #kelinciMas dari @Vive_VL
tgl 5 April = hadiah voucher 50 ribu tas ciciero dari @@VemaleDotCom
tgl 5 April = hadiah snack Yuniknak dari @Yuniknak
tgl 6 April = hadiah 2 tiket nonton Rec3 di Blitz GI adri @movigoersID
tgl 7 April = hadiah 2 tiket konser Sum41 dari @onyitKawanku
tgl 9 April = hadiah 2 tiket nonton Battleship di EX Plaza dari @anaknonton
tgl 11 April = hadiah gimmick tas dari @bankocbcNisp
tgl 13 April = hadiah 1 paket coklat roso dari @cokelatroso
tgl 18 April = hadiah 2 tiket launching jam Guess di PIM dari @CosmoGirl_IND
tgl 19 April = hadiah voucher belanja 150 ribu di Hypermart dari @biifriends
tgl 2 May = hadiah pulsa 10 ribu dari @Aa_wiwitsyah
tgl 2 May = hadiah pulsa 5 ribu dari @mayangelina
tgl 3 May = hadiah 2 tiket nonton The Avenger di epicentrum dari @dell_indonesia
tgl 4 May = hadah 2 tiket nonton kidfest di Blitz GI dari @kidsfFest
tgl 7 May = hadiah merchandise dari @DaihatsuInd
tgl 7 May = hadiah 1 porsi makan di Chef yang Daan Mogot dari @Chefyang_bistro
tgl 11 May = hadiah undangan peluncuran 30 tahun jam guess di Senayan City dari @CosmoIndonesia
tgl 11 May = hadiah pulsa 50 ribu dari @DavidJSitanala
tgl 13 May = hadiah voucher belanja 200 ribu dari @biifriends


sekian ... update-an selanjutnya menyusul ... untuk yang mau tanya-tanya, silakan follow my twitter di @nayapanda ... atau di FB saya ^^ senang membantu kalau berminat ingin jadi Quiz Hunter juga .. ^^

See yaa~




Kamis, 10 Mei 2012

review the avenger

THE AVENGER 3D

yeay ... akhirnya kesampaian juga nonton The Avenger *dg versi 3D* tgl 5 mei lalu.
lagi lagi karena tiket gretongan dari twitter. *muachmuach*


Film Avenger ini gak salah kalo dibilang bagus bgt!
sisi jalan cerita, sisi effect, sisi karakter, sisi gambar dan segala aspek yg ada nyampur jadi satu.
di film ini, para superhero dengan keegoisannya masing-masing diperintahkan untuk berkumpul dan bersatu (menjadi The Avenger) melawan musuh besar, yaitu Loki.

Tapi paling suka tokoh Iron Man, dengan segala kesombongan yg intelek, 
kata-katanya ajaib banget!
mampu membuat para penonton jadi ngerasa ini film lelucon ^^
Tony Stark (Robert Downey) berhasil banget ngebawa unsur jenaka.
sedangkan yang lain kurang diberi porsi, seperti Captain America yang hanya  diulas sedikit tentang kehidupannya yang dimana dia pernah tertidur 'beku' selama 70 tahun, lalu porsi Hawkeye yang diawal terkena sihir dari Loki, Black Widow sebagai pihak yang oleh Loki pernah punya kisah kelam.

Sepertinya kisah sentral juga terletak pada Hulk, karena wujud manusia-nya Hulk alias dr. Banner awalnya gak mau berkumpul dalam The Avenger.
dia ingin menjalani hidupnya yang senormal mungkin, tapi berkat ajakan Black Widow (Scarlett Johanson) terpaksalah si dr. Banner ikut.


Kisah bermula dari sebuah kubus yang memiliki kekuatan super  dicuri oleh Loki, nah darisitu ceritanya berawal.

secara keseluruhan, aku paling suka adegan kalo dr. Banner berubah jadi Hulk!
ampe Loki aja takut, dan Loki dibilang "Kamu cuma dewa lemah"  kata Hulk.
dan itu bisa bikin seluruh penonton ketawa ngakak  :D
 
Dan serunya film ini, kapan lagi 6 superhero kumpul jadi satu. hihi
semacam paket lengkap lah yaa ..
dan kekurangannya menurutku sih kayak ga ada..
So, nunggu kapan lagi? ayoo ditontonn ^^




Rabu, 02 Mei 2012

Karakteristik Perkembangan Sosial Peserta Didik

Karateristik Perkembangan Sosial Peserta Didik

Pengertian Perkembangan Sosial
•Soemiarti Patmonodewo (2003), mengatakan yang dimaksud dengan perkembangan sosial adalah perkembangan tingkah laku anak dalam menyesuaikan diri dengan aturan-aturan yang berlaku di dalam masyarakat dimana anak berada.
•Muhibbin (1999), mengatakan bahwa perkembangan sosioal adalah merupakan proses pembentukan sosial self (pribadi dalam masyarakat), yakni pribadi dalam keluarga, budaya, bangsa dst.
•Hurlock(1978), mengutarakan bahwa perkembangan sosial merupakan perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial.
Tingkah laku sosialisasi adalah kemampuan berperilaku sesuai dengan norma dan nilai atau harapan sosial
Tingkah laku sosialisasi adalah  sesuatu yg dipelajari, bukan sekadar hasil dari kematangan. Artinya perkembangan sosial seorang anak diperoleh selain dari proses kematangan, juga melalui kesempatan belajar  dari respon lingkungan terhadap anak.
Diharapkan melalui kegiatan dikelas peserta didik dapat dikembangkan minat dan sikap terhadap orang lain, dan keterampilan sosial 
Tuntutan sosial pada prilaku sosial anak sangat tergantung pada harapan dan tuntutan budaya dalam masyarakat  tempat anak mengalami tumbuh kembang serta tugas perkembangannya

  Belajar Hidup Bermasyarakat  Sekurang-kurangnya  Memerlukan tiga proses (Hurlock):
1.Belajar berprilaku yg dapat diterima secara sosial. Agar peserta didik dapat diterima dalam kelompoknya, maka pesrta didik sebagai anggota kelompok harus menyesuaikan perilakunya dengan standar kelompok tsb
2.Memainkan peran sosial yg dapat diterima
3.Perkembangan sikap sosial: Peserta didik harus menyukai orang atau terlibat dalam aktivitas sosial tertentu.

(Peserta didik dapat melakukan sosialisasi dengan baik apabila sikap dan tingkah lakunya mencerminkan ketiga proses tsb)

Tahap tahap Perkembangan Sosial

Kemampuan sosial berproses dalam lingkungan sejak bayi sampai akhir hayat, sebagai berikut:

1.Masa bayi: Hubungan sosial dimulai dengan tangisan pertama, setelah lahir. Pada saat ini kemampuan sosial bayi masih potensial, belum mampu mengkomunikasikan kebutuhannya dan respon bayi direka-reka oleh ibunya. Dia memahami objek sekitarnya melalui sensori dan aktivitas motor atau gerakannya. Setelah dia mampu berjalan dia dapat memanipulasi benda-benda , mulailah dia memanipulasi objek-objek diluar dirinya. Pada tahapan tsb dia meniru tingkah laku orag lain. Dan dia dapat meniru tingkah laku orang /binatang sementara model itu sudah tidak tampak lagi

2.Masa Anak Anak  awal dan Anak Pra sekolah

-Pada awal perkembangan anak, mereka lebih menjalin hubungan timbal balik dengan orang-orang yg mengasuhnya,  Kepribadian orang terdekat akan mempengaruhi perkembangan baik sosial maupun emosional

-Perkembangan sosial pada awalnya bersikap memusat pada diri (egosentris), dan sikap raja lingkungan (3-5 th)

-Kemudian sikap egosentris berkurang, mucul perilaku altruistik, Anak menarik perhatian sekitar.diikuti upaya mencari persahabatan. Sikap malu-malu dan rasa takut berubah jadi berani berhubungan dengan teman dan orang yg lebih besar.


Ciri-ciri sosial anak pra sekolah

1.Umumnya mereka memiliki satu atau dua teman
2.Kelompok bermainnya cendrung kecil
3.Anak yg lebih muda sering kali bermain bersebelahan dengan anak yg lebih besar
4.Bermain soliter(bermain sendiri dengan menggunakan alat)
5.Tingkah laku onlooker,menghabisi waktu dengan mengamati
6.Bermain paraler
7.Bermain asosiatif
8.Bermain kooperatif

3. masa kanak-kanak akhir

Karateristik aspek sosial: Selama tahun-tahun sekolah dasar, aspek sosial dan pemahaman dirinya  juga meningkat. Mereka sering menjadikan kelompok kelompok sosial sebagai acuan dalam deskripsi diri mereka. Pemahaman diri anak SD juga mengacu pada perbandingan sosial, pada saat ini anak cendrung membedakan diri mereka dengan orang lain secara komperatif
•Interaksi teman sebaya pada priode akhir ini terjadi dalam grup atau kelompok. Pada ssat ini anak tidak lagi bermain sendirian di rumah. Karena anak ingin diterima sebagai anggota kelompok
•Pada masa pertengahan akhir anak mulai mengembangan suatu penilaian terhadap orang lain
Disamping keluarga dan teman sebaya, sekolah juga mempunyai pengaruh yang sangat penting bagi perkembangan,sosial anak,  melalui tugas dan mematuhi sejumlah aturan yg menegaskan dan membatasi perilaku, perasaan dan sikap peka. (Stantrock 1995)
Interaksi dengan teman dan guru di sekolah memberikan suatu peluang yang besar bagi anak-anak untuk mengembangkan kemampuan kognitif dan keterampilan sosial

4. Masa Remaja

Masa ini ditandai dg perubahan-perubahan kognisi sosial . Kognisi sosial ialah kemampuan berfikir secara kritis tentang isu-isu dalam hubungan sosial, yang berguna untuk memahami orang lain dan menentukan bagaimana melakukan interaksi dengan mereka.
Salah satu bagian penting dari perkembangan aspek kognisi sosial  masa remaja ialah  egosentris, yakni kecendrungan menerima dunia dan drinya sendiri dari perspektif mereka sendiri dan perilaku manarik perhatian, umum terjadi pada masa ini.
Menurut David Elkind(1976), egosentris remaja dikelompokan jadi dua bentuk pemikiran sosial yaitu: penonton khayalan (imaginary audience) dan dongeng pribadi (the personal fablle)dlm arti orang lain memperhatikan dirinya sebagaimana mereka memperhatikan dirinya sendiri

Faktor –faktor yg Mempengaruhi Perkembangan Sosial Peserta Didik
1.Kesempatan dan waktu untuk bersosialisasi
2.Kemampuan berkomunikasi dengan kata-kata yg dapat dimengerti orang lain
3.Motivasi peserta didik untuk mau belajar bersosialisasi
4.Metode belajar efektif dan bimbingan bersosialisasi

Upaya Optimalisasi Perkembangan Sosial 
1.Meningkatkan pengalaman sosial awal yang sehat secara psikososial melalui peranan keluarga, kelompok dan permainan  Karena pengalaman awal cukup menetap. Sikap sosial yg terbentuk pada masa ini sulit diubah dibandingkan prilaku sosialnya.
2.Perkembangan sosial pada masa kanak-kanak akhir tampak pada pola prilaku kerjasama, persaingan, kemurahan hati, simpati, empati ramah dll. Kompetensi sosial yang perlu dilatihkan pada saat ini: 1. empati, 2 berbagi, 3 berperilaku prososial, 4 perhatian terhadap orang lain,5  mengajarkan nilai-nilai kerjasama, 56persahabatan, 7 hidup dalam kelompok sosial
3.Perkembangan sosial pada masa remaja awal terganggu karena adanya perubahan fisik seksual yg pesat, sehingga anak cendrung menarik diri, terjadi kemunduran minat untnk bermain, cendrung anti sosial. Untuk itu orang tua ,guru dan orang dewasa perlu memahami perilaku tersebut agar anak tidak menjadi pemberontak atau penentang bahkan antisosial. 




Sabtu, 28 April 2012

Pendekatan Pragmatik "Dilarang Mencintai Bunga-Bunga" karya Kuntowijoyo


A.                Sinopsis cerpen “Dilarang Mencintai Bunga-Bunga” Karya Kuntowijoyo

Cerpen “Dilarang Mencintai Bunga-Bunga” mengisahkan seorang anak laki-laki bernama Buyung yang menyukai bunga, tetapi ditentang keras oleh ayahnya. Cerita dimulai dengan kepindahan keluarga Buyung dari desa ke kota. Di kota, rumahnya bersebelahan dengan sebuah rumah berpagar tembok tinggi. Dari orang-orang, Buyung mendapat kabar bahwa rumah itu dihuni oleh seorang kakek yang hidup sendiri. Karena terdorong rasa penasaran yang kuat, akhirnya ia mengintip rumah itu dengan naik ke pagar tembok melalui pohon kates di pekarangan rumahnya. Ia kaget ketika menyaksikan pemandangan halaman rumah itu yang penuh dengan banyak bunga. Namun. Ia tak berhasil melihat kakek. Ia pun bertanya pada orang-orang tentang kakek, tetapi tak satu pun yang mengetahuinya. Walaupun kawan-kawannya mengejek, ia tetap mencari informasi  tentang kakek. Sampai suatu hari, ia bisa bertemu  kakek itu secara dekat. Pada pertemuan pertama, kakek memberinya bunga yang diselipkan pada tangannya. Anehnya, ia langsung mencintai bunga itu. Ayahnya menentang dan menghancurkan bunga itu. Buyung merasa sedih.
Sejak itu, Buyung sering mengunjungi rumah kakek dan pulang membawa bunga ke rumah. Bunga itu ia simpan di kamarnya. Ayahnya marah besar melihat hal itu. Akhirnya terjadilah perang dingin antara ia dan ayah. Ia menghindari bertemu ayah. Ia lebih memilih mengurung diri di kamar sambil menatap bunga-bunga atau pergi ke rumah kakek. Ayahnya tak menyukai hal tersebut, maka disuruhlah Buyung bekerja di bengkel yang berada di halaman rumah. Praktis, seluruh waktu yang dimilikinya habis untuk sekolah, mengaji, dan bekerja. Ia hampir tak punya waktu untuk berkunjung ke rumah kakek. Ketika ada kesempatan, barulah ia dapat menemui kakek. Saat itu, ia menanyakan pekerjaan kakek. Kakek menjawab bahwa ia mencari hidup sempurna melalui bunga. Ia juga bertanya pada ayah. Ayahnya menjawab bahwa ia mencari hidup sempurna melalui bekerja. ”Engkau mesti bekerja. Sungai perlu jembatan. Tanur untuk melunakkan besi perlu didirikan. Terowongan mesti digali. Dam dibangun. Gedung didirikan. Sungai dialirkan. Tanah tandus disuburkan. Mesti. Mesti, Buyung! Lihat tanganmu!” kata ayahnya. Buyung pun menemukan jawaban bahwa kedua tangannya harus digunakan untuk bekerja. Kemudian, cerita ditutup dengan sebuah kalimat singkat, ”Bagaimanapun aku adalah anak ayah dan ibuku”.[1]

B.                 Analisis Cerpen dengan Pendekatan Pragmatik
Cerita “Dilarang mencintai bunga-bunga”, yang dipilih sebagai judul kumpulan cerpen ini, mengungkapkan masalah yang dihadapi seorang anak ketika harus menentukan pilihan antara bunga dan bengkel. Tokoh dalam cerpen itu adalah seorang anak laki-laki yang bersama orang tuanya baru saja pindah ke kota. Ayahnya adalah sorang pekerja bengkel, gagah, berotot, dan tak kenal lelah kerja apapun. Pendiriannya: Malas adalah musuh besar laki-laki.

Di kota, si anak berkenalan dengan sorang kakek. Mula-mula diselubungi  serba rahasia, kalau bukan takhayul, yang memilih bunga sebagai lambang kehidupan. Permainan lambang Kuntowijoyo rupanya mengikuti konvensi yang ada. Dalam perlambangan itu, ia menggunakn kontras untuk menawarkan makna. Anak itu berada dalam tegangan antara kakek dan ayah, bunga dan mesin, ketenangan jiwa dan kegemuruhan kerja, surga dan neraka. Di rumah kakek, si anak belajar mencintai bunga, mencari ketenangan jiwa, dan kehidupan sempurna. Ayahnya menjadikan rumahnya sebuah bengkel yang bising oleh suara pukulan palu. Ayah memang berkuasa atas anak, memaksanya melupakan “bunga” dan melumurinya dengan kerja. Ibu memihak ayah, memberikan tambahan, yakni masjid. Akhir cerita, si anak memilih kedua orangtuanya, yakni bengkel dan mesjid, kerja dan mengaji. Bukan keheningan jiwa dan bunga.

Dalam ceritanya, terasa dialog antara Kakek dan sang anak yang menjadi tidak ringan lagi, bahkan melampaui takaran nalar sang bocah, misalnya saat mereka berdialog untuk mencari kesempurnaan hidup : “Rumah ini”, kata Kakek, “sebagian kecil dari sorga (hlm.9) . Atau ungkapan ini: “Katakanlah,Cucu. Apakah yang lebih baik dari ketenangan jiwa?” sang bocah yang dikisahkan masih menyulai layang-layang itu pun menjawab, “Tidak ada Kakek! Tidak ada yang lebih dari itu! (Hlm.12)

Dikisahkan kemudian Kakek menuntun bocah menikmati bunga-bunga: “Segala yang mengendap. Cobalah lihat, Cucuku. Bunga-bunga di atas air ini melambangkan ketentraman, ketenangan dan keteguhan jiwa. Di luar matahari membakar. Hilir mudik kendaraan”. Demikian bunyi ajaran Kakek kepada bocah, yang tentu maksudnya menyodorkan keseimbangan.

Dalam kumpulan cerpen ini, Kuntowijoyo menunjukkan perhatiannya atas berbagai masalah sosial yang barang kali tampak terlalu sepele bagi kebanyakan pengarang yang lebih memperhatikan gagasan “besar”. Ia menelusuri pikiran dan perasaan berbagai jenis manusia yang sering tampak kebingungan menghadapi situasi sosial tertentu, apakah menyangkut diri sendiri atau orang lain. Ketidakmengertian itu membuahkan “kelambanan” bereaksi dalam diri tokoh-tokohnya. Ini ditunjukkan dalam karakter sang Anak yang terombang-ambing dalam pendiriannya yang masih goyah. Cerpen ini menekankan pengutaraan yang sangat rinci pada hubungan antara kakek dengan sang anak. Kuntowijoyo lebih banyak mengutarakan pandangan hidup kakek yakni kebatinan.

Kumpulan cerpen mengandung “benang merah” gaya penulisan pengarangnya, perkembangan kepengarangnnya, dan pesan yang menjadi obsesi pengarang. Kecuali itu, barangkali juga, kumpulan cerpen adalah suatu retrospreksi bagi pengarangnya.
Demikianlah motivasi yang melatarbelakangai pembahasan singkat tentang sepuluh kumpulan cerpen karya Kuntowijoyo. Siapa yang tidak mengenalnya? Ia bukan hanya sastrawan, tetapi juga sejarawan, guru, dan pemikir Islam yang cemerlang. Kiranya inilah yang pertama-tama harus diketahui sebelum lebih jauh membaca karya-karya yang dengan tepat dipilih oeh Sunu Wasono untuk diterbitkan kembali dalam buku ini.  Meskipun demikian, cerpen-cerpen  yang terdapat dalam buku ini sama sekali tidak mengesankan eksistensi  Kuntowijoyo sebagai ilmuwan atau begawan. Ia membatasi dirinya dalam kapasitas cerpenis. Tak ada petuah, ia mendakwah, dan tak ada sejarah. Sebagai pemikir, tentu hal-hal itu sudah dipikirkannya dengan suatu asumsi bahwa muatan cerpen tidak sama dengan muatan novel. Dengan demikian, jangan membandingkan kumpulan cerpen ini misalnya dengan karya novel monumentalnya “Chotbah di Atas Bukit”.[2]

Cerpen Kuntowijoyo ini termasuk cerpen “filsafat” dengan pola konvensional. Pikiran-pikiran filsafatnya dinyatakan dengan intensif, tetapi tetap terguyur basah oleh emosi cerita karena penempatan kata-katanya yang puitis. Pikiran-pikirannya problematik dan menarik sekali dikaji dan dianalisis, dan merangsang untuk membuka sebuah dimensi tentang arti  kehadiran manusia di muka bumi ini, pola hidup, pola pikiran, dan tata tumbuh manusia memang saling berbeda, sesuai dengan latar belakang, persepsi dan visinya dalam memandang dan menerjuni kehidupan ini.

Nampaknya setting yang dibangun Kuntowijoyo sangat diperhitungkannya untuk dapat membangun watak-watak pelaku-pelakunya. Watak Ayah yang keras dan dinamis diwakilkan oleh setting kerjanya sebagai orang teknik, watak Kakek diwakili oleh setting rumahnya yang lindung dan dianggap angker oleh anak-anak, dan bunga-bunganya yang semerbak harum. Kakek adalah wakil kelemah lembutan, dunia wanita. Sedang “Aku” adalah orang yang sedang dalam masa tak menentu, tertarik ke kiri dan ke kanan, dan itu semua sangat cocok dengan analisa watak. Sehingga cerpen ini walaupun panjang tetap mengasyikkan dan tidak pernah lelah membacanya. [3]

Dibandingkan dengan kebanyakan cerpen Indonesia, cerpen ini tergolong panjang. Dengan masalah yang tampaknya sederhana itu tentu bisa segera dibayangkan bahwa pengutaraan yang rinci menjadi penting, bahkan merupakan teknik utama dalam cerpen Kuntowijoyo. Cerpen ini menekankan pengutaraan yang sangat rinci pada hubungan antara kakek dengan sang anak. Kuntowijoyo lebih banyak mengutarakan pandangan hidup kakek yakni kebatinan. Saya membaca adanya tarik menarik, dan tegangan itu berlangsung sepanjang cerita. [4]




C.                 PENUTUP
Kesimpulannya adalah karya sastra “Dilarang Mencintai Bunga-Bunga” ini sarat dengan filosofi filsafatnya. Ini terlihat dari bagaimana Kuntowijoyo memaparkan dua filosofi hidup melalui watak Ayah dan Kakek. Dan sang Anak dalam cerpen ini mewakilkan kebingungan dalam menentukan pedoman hidup, walaupun pada akhirnya sang anak lebih memilih kedua orangtuanya. Dalam cerpen ini, begitu banyak asek yang masih bisa dianalisis, sehingga meskipun panjang cerpen ini mengasyikkan untuk dibaca.

Dan kebingungan yang terjadi dalam diri sang Anak, tanpa kita sadari pun ada di dalam diri kita. Tidak seperti kebanyakan pengarang yang mengambil gagasana besar dalam setiap karyanya, dalam cerpen “Dilarang Mencintai Bunga-Bunga ini, Kuntowijoyo  mengambil gagasan yang terasa sangat sederhana, namun sebenarnya ini merupkan isu-isu sosial yang terasa nyata.























DAFTAR PUSTAKA

Abede Pareno, Sam. (1 Maret 1993). Benang Merah Kepedulian Kuntowijoyo. Jawa Pos, hal.8, kolom 4-8
Djoko Damono,  Sapardi (19 Desember 1992), Tegangan Kakek dan Anak Kecil. Tempo, No.42,
                Halaman 7
Layun Rampan, Korrie. (24 Nopember 1981), Kuntowijoyo “Dilarang Mencintai Bunga-Bunga”.Pelita,hal.5, kolom 5
Warni Ai, “Sinopsis Cerpen Dilarang Mencintai Bunga-Bunga”, dalam http://ai-warni.blogspot.com/2010/05/ , diakses pada tanggal 18 April 2012 Pukul 19.15 WIB


[1] Ai Warni , “Sinopsis Cerpen Dilarang Mencintai Bunga-Bunga”, dalam http://ai-warni.blogspot.com/2010/05/ , diakses pada tanggal 18 April 2012 Pukul 19.15 WIB.
[2] Sam Abede Pareno. (1 Maret 1993). Benang Merah Kepedulian Kuntowijoyo. Jawa Pos, hal.8, kolom 4-8
[3] Korrie Layun Rampan. (24 Nopember 1981), Kuntowijoyo “Dilarang Mencintai Bunga-Bunga”.Pelita,hal.5, kolom 5
[4] Sapardi Djoko Damono. (19 Desember 1992), Tegangan Kakek dan Anak Kecil. Majalah Tempo, hal.71, No.42